Sudahkah Anda
merasakan senang?, atau bahagia?, atau... paling tidak merasa nyaman hidup di
hari ini? Ya, untuk sementara, hari ini... saja Anda rasakan itu? Pernahkah
juga Anda berfikir, "Untuk apa aku hidup hari ini?", atau... "Untuk
siapa sebenarnya aku hidup hari ini?", atau... "Mengapa sih aku masih
hidup hari ini?" Hahaha... pertanyaan terakhir itu menandakan Anda
sepertinya sedang frustasi. Iya kan? Terlebih lagi jika Anda mengucapkan
pertanyaan terakhir itu seperti layaknya aktor di tivi-tivi yang bergumam
sendiri sambil garuk-garuk kepala hahaha...
Ya, tingkat kehidupan
seseorang tidak dipungkiri akan selalu mengalami masa naik turun kondisinya,
baik kondisi perasaan, kondisi kejiwaan, semangat, moral, dan lain sebagainya.
Lumrah, wajar. Tak ada seseorang di dunia ini yang akan selalu hidup senang,
atau sebaliknya, tak ada seseorang di dunia ini yang akan selalu hidup sedih.
Lalu, jika hal
tersebut menghampiri kehidupan Anda, apakah Anda bisa memotivasi diri Anda
sendiri untuk bangkit? Saya rasa bisa, namun sulit. Terkadang, kita perlu
dorongan atau motivasi dari orang lain, atau dari simbol-simbol kehidupan lain
yang secara tidak langsung kita dengar, kita lihat, dan kita rasakan disaat
kita putus asa. Namun, semua itu kembali kepada diri kita, apakah kita bisa
menginterpretasikan motivasi dan simbol-simbol kehidupan itu secara baik dan
bijak atau tidak, karena... semua itu berawal dari fikiran. Simaklah
pesan-pesan moral berikut:
[1]-Setelah makan malam,
seorang ibu dan putrinya bersama-sama mencuci mangkuk dan piring, sedangkan
ayah dan putranya menonton TV di ruang tamu.
Mendadak, dari arah dapur terdengar suara piring yang pecah, kemudian sunyi
senyap. Si putra memandang ke arah ayahnya dan berkata, "Pasti ibu yang memecahkan piring itu." "Bagaimana kamu tahu?", kata si ayah. "Karena
tak terdengar suara dia memarahi orang lain.", sahut anaknya.
Pesan Moral:
Kita semua sudah terbiasa menggunakan standar yang
berbeda saat melihat orang lain dan memandang diri sendiri, sehingga acapkali
kita menuntut orang lain dengan serius, tetapi memperlakukan diri sendiri
dengan penuh toleran.
[2]-Ada dua grup wisatawan
yang pergi bertamasya ke pulau Yi Do di Jepang. Kondisi jalannya sangat buruk,
sepanjang jalan terdapat banyak lubang. Salah satu pemandu berulang-ulang
mengatakan bahwa keadaan jalannya rusak parah dan tak terawat. Sedangkan
pemandu yang satunya lagi berbicara kepada para turisnya dengan nada puitis, "Yang
kita lalui sekarang ini adalah jalan protokol ternama di Yi Do yang bernama
jalan berdekik yang mempesona."
Pesan Moral:
Walaupun keadaannya sama, namun pikiran yang berbeda
akan menimbulkan sikap yang berbeda pula. Pikiran adalah suatu hal yang sangat
menakjubkan. Bagaimana berpikir, keputusan berada di tangan Anda.
[3]-Seorang istri sedang memasak
di dapur. Suami yang berada di sampingnya mengoceh tak berkesudahan, "Pelan
sedikit. Hati-hati! Apinya terlalu besar! Ikannya cepat dibalik! Minyaknya
terlalu banyak!" Istrinya secara spontan menjawab, "Saya
mengerti bagaimana cara memasak sayur." Suaminya dengan tenang
menjawab, "Saya hanya ingin dirimu mengerti bagaimana perasaan saya,
saat saya sedang mengemudikan mobil, engkau yang berada di samping mengoceh tak
ada hentinya."
Pesan Moral:
Belajar memberi kelonggaran kepada orang lain itu
tidak sulit, asalkan Anda mau dengan serius berdiri di sudut dan pandangan
orang lain dalam melihat suatu masalah.
[4]-Sebuah bus yang penuh
dengan muatan penumpang sedang melaju dengan cepat menelusuri jalanan yang
menurun, ada seseorang yang mengejar bus ini dari belakang. Seorang penumpang
mengeluarkan kepala keluar jendala bus dan berkata dengan orang yang mengejar
bus, "Hai kawan! Sudahlah, Anda tak mungkin bisa mengejar!"
Orang tersebut menjawab, "Saya harus mengejarnya…" Dengan
nafas tersenggal-senggal dia berkata, "Saya adalah pengemudi dari bus
ini!"
Pesan Moral:
Ada sebagian orang harus berusaha keras dengan sangat
serius, jika tidak demikian, maka akibatnya akan sangat tragis! Dan juga
dikarenakan harus menghadapi dengan sekuat tenaga, maka kemampuan yang masih
terpendam dan sifat-sifat khusus yang tidak diketahui oleh orang lain selama
ini akan sepenuhnya muncul keluar.
[5]-Seorang bocah kecil
bertanya kepada ayahnya, "Apakah menjadi seorang ayah akan selalu
mengetahui lebih banyak dari pada anaknya?" Ayahnya menjawab, "Sudah
tentu!" Anaknya kemudian bertanya, "Siapa yang menemukan
listrik?" Ayahnya menjawab, "Edison." Sang anak
menyahut, "Kalau begitu, mengapa bukan ayah Edison yang menemukan
listrik?"
Pesan Moral:
Pakar acapkali adalah kerangka kosong yang tidak
teruji, lebih-lebih pada zaman pluralis terbuka sekarang ini.
[6]-Sebuah gembok yang
sangat kokoh tergantung di atas pintu, sebatang tongkat besi walaupun telah
menghabiskan tenaga besar, masih juga tidak bisa membukanya. Kuncinya datang.
Badan kunci yang kurus itu memasuki lubang kunci, hanya diputar dengan ringan, 'plak'
gembok besar itu sudah terbuka.
Pesan Moral:
Hati dari setiap insan, persis seperti pintu besar
yang telah terkunci, walaupun Anda menggunakan batang besi yang besar pun tak
akan bisa membukanya. Hanya dengan mencurahkan perhatian, Anda baru bisa
merubah diri menjadi sebuah anak kunci yang halus, masuk ke dalam sanubari
orang lain.
[7]-Seorang lelaki pergi
ke sebuah toko kue dan memesan kue tart untuk pesta ulang tahun istrinya. "Apa
yang hendak ditulis pada kue tart ulang tahun ini, pak?", tanya si gadis manis yang melayani kepada lelaki itu. "Mmmm...,
tulis saja, "Sayang, kamu tidak bertambah tua" di bagian atas,
kemudian sambung dengan "Sayang, kamu cuma bertambah cantik" di
bagian bawah.", kata lelaki itu. Esoknya, lelaki itu datang mengambil
kue tartnya dan kemudian membawa pulang ke rumah untuk dipersembahkan kepada
istrinya yang tersayang di hadapan tamu-tamu yang lain. Dan ketika kue tart itu
dibuka di depan istri dan para tamu undangan yang lain, lelaki itu hampir
pingsan ketika membaca tulisan yang tertera di kue tart itu: "SAYANG
KAMU TIDAK BERTAMBAH TUA DI BAGIAN ATAS. SAYANG KAMU CUMA BERTAMBAH CANTIK DI
BAGIAN BAWAH."
Pesan Moral:
Dalam memberikan instruksi/perintah, harus jelas dan
bisa dimengerti oleh orang lain. Apabila terjadi miskomunikasi, bisa fatal
akibatnya.
[8]-Seorang yang sedang
menjelajah di pedalaman Amazon tiba-tiba saja sudah dikepung oleh sekelompok orang
primitif yang haus darah. "Oo…
Tuhan… matilah aku…", gumamnya. Tiba-tiba
dari langit di atasnya ada kilatan cahaya, dan terdengar suara menggema: "Tidak
anakku…, ajalmu belum tiba. Ambillah batu di dekat kakimu itu dan pukullah
kepala pemimpin mereka yang tepat berdiri di depanmu itu." Si penjelajah
itupun mengambil batu dan menyerang pemimpin kelompok itu, dan memukulkan batu
itu ke kepala si pemimpin sekuat tenaga, dan si pemimpin itu mati seketika. Dia
berdiri di atas mayat si pemimpin. Seketika 100 orang primitif itu mengepungnya
dengan muka sangat marah karena melihat pemimpinnya terbunuh. Kilatan dari
langit itu muncul lagi dengan suara menggema: "Sekarang… baru ajalmu
tiba anakku…"
Ajal tidak dapat dijemput ataupun ditolak, suatu hari
nanti kita pasti akan kembali kepada-Nya dengan cara apapun.
[9]-Seorang cendekiawan
menumpang perahu di sebuah danau dan bertanya pada tukang perahu, "Saudaraku,
pernahkah belajar matematika?" "Tidak", jawab si
tukang perahu. "Sayang sekali, berarti telah kehilangan 1/4 dari
kehidupan ini. Pernahkah belajar ilmu filsafat?", tanya si cendekiawan
itu kembali. "Itu juga tidak.", jawab si tukang perahu. "2
kali sayang, berarti telah kehilangan lagi 1/4 dari kehidupan ini. Sejarah?",
tanya si cendekiawan lagi. "Juga tidak.", jawab si tukang
perahu. "Artinya, 1/4 lagi kehidupan ini telah hilang.", ucap
si cendekiawan. Tiba-tiba angin bertiup kencang dan terjadi badai. Danau yang
tadinya tenang menjadi bergelombang, perahu yang ditumpangipun oleng. Si cendekiawan
pucat ketakutan. Dengan tenang si tukang perahu bertanya, "Apakah
pernah belajar berenang?" "Tidak.", jawab si
cendekiawan. "Sayang sekali, berarti akan kehilangan seluruh kehidupan
ini.", ucap si tukang perahu.
Pesan Moral:
Jangan sombong. Sehebat apapun, tidak mungkin
menguasai semua ilmu, apalagi keterampilan. Kita butuh orang lain, tidak peduli
seberapa rendah pendidikan orang itu.
[10]-Di bawah ini adalah pesan-pesan
moral sebagai motivasi dari orang-orang yang telah lebih dulu memikirkannya.
Tak usah mencari siapa yang mengatakannya. Ambil sisi baiknya saja ya...
•Perjalanan seribu langkah, dimulai dari satu langkah kecil.
•Semua manusia sama, yang membedakan bukan pangkat dan keturunannya, tapi
kebaikannya.
•Siapapun yang terdeteksi melakukan kecurangan yang memalukan, tidak akan
pernah dipercaya meskipun mereka berbicara tentang kebenaran.
•Mereka yang berani mengambil resiko kemudian gagal, itu bisa dimaafkan.
Mereka yang tak pernah mengambil resiko dan tak pernah gagal, ini adalah
kesalahan manusia sepanjang hidupnya.
•Saya tidak sedih kalau Anda telah membohongi saya, tapi saya justru
sedih karena sejak saat itu saya tidak bisa percaya lagi kepada Anda.
•Untuk benar-benar menjadi besar, seseorang harus berdampingan dengan
orang lain, bukan di atas orang lain.
•Belum pernah saya
berurusan dengan sesuatu yang lebih sulit daripada jiwa saya sendiri, yang
kadang-kadang membantu saya dan kadang-kadang menentang saya.
•Cobalah dulu, baru cerita. Pahamilah dulu, baru menjawab. Pikirlah dulu,
baru berkata. Dengarlah dulu, baru beri penilaian. Berusahalah dulu, baru
berharap.
•Seseorang yang melakukan kesalahan dan tidak membetulkannya, maka ia
telah melakukan satu kesalahan lagi.
•Janganlah berputus asa. Tetapi jika Anda sampai berputus asa, maka
berjuanglah terus meskipun dalam keadaan putus asa.
•Waktu tidak berpihak kepada siapapun. Tapi waktu dapat menjadi sahabat
bagi mereka yang memegang dan memperlakukannya dengan baik.
•Perubahan tidak akan pernah terjadi jika kita terus menunggu waktu atau
orang yang tepat. Kita adalah perubahan itu sendiri.
•Jangan pernah menyerah, karena ada tempat dan saat dimana ombak paling
tinggi sekalipun akan berbalik arah.
•Kamu hanya hidup sekali, tapi jika kamu hidup dengan benar, maka hidup
sekali saja sudah cukup.
•Jika tidak ada perjuangan, maka tidak akan ada kemajuan.
•Pilihan-pilihan kitalah yang menunjukkan siapa diri kita sebenarnya.
•Belajarlah dari masa lalu, hiduplah untuk hari ini, dan berharaplah
untuk masa depan. Yang paling penting, janganlah berhenti bertanya.
•Kamu tidak perlu takut, karena kesalahan itu adalah jalan terbaik
lainnya untuk menuju sebuah kebenaran.
•Gunakan semua kesempatan yang ada sebaik mungkin, karena kesempatan itu
mungkin saja tidak datang dua kali.
•Kerjakan apa yang hendak kamu kerjakan sekarang juga, karena akan banyak
hal lain yang menunggu dan harus kamu kerjakan besok.
•Tidak ada lain kali! Sekarang atau tidak sama sekali!
No comments:
Post a Comment